PesonaKalimantan– Belakangan ini wabah varian baru cacar monyet atau disebut varian 1B jadi momok. Disebut juga Mpox. Makin mengkhawatirkan, penyakit ini kabarnya sudah menyebar di Singapura.

Penyakit ini terbagi dua varian. Pertama varian 1B yang punya tingkat fatalitas 10 persen. Sedangkan tingkat fatalitas untuk varian 2B mencapai 0,1 persen.

Lantas bagaimana Indonesia? Menteri Kesehatan, Budi Gunadi memastikan, penyakit ini belum terdeteksi.

“Varian 1B ini belum menyebar ke mana-mana kecuali dua negara yaitu Swedia dan Thailand yang lainnya di Afrika,” katanya, dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (28/8).

Meski begitu, WHO sudah bereaksi. Mereka menaikkan status ini jadi public health emergency of international concern.

Untuk itu, Budi meminta masyarakat untuk selalu waspada. “Tapi juga tidak panik,” tambahnya.

Penularan cacar monyet ini tidak semudah COVID-19. Kata dia, penularannya 95 persen disebabkan kontak seksual. Umumnya terjadi di kelompok tertentu saja.

Untuk kondisi dan situasi di tanah air sendiri, cacar monyet sudah mulai terdeteksi sejak tahun 2022.

“Hingga 2024, sudah terdeteksi 88 kasus dengan varian 2B terdapat di Pulau Jawa dan Kepulauan Riau,” ungkapnya.

“Tapi paling banyak terjadi di tahun 2023 ada sekitar 73 kasus. Di tahun 2024 sendiri itu ada 14 kasus yang kita sudah konfirmasi positif dari awal tahun. Daerahnya, semuanya di Jawa plus Kepulauan Riau,” lanjutnya.

Sebelumnya pada Agustus 2024, ditemukan 11 orang yang dicurigai tertular. Tapi syukurnya semua negatif.

“Jadi sesudah di tes PCR, negatif,” pungkasnya.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *