PesonaKalimantan – Pemerintahan Joe Biden menyatakan dukungannya terhadap pemerintahan baru Suriah yang muncul setelah tumbangnya rezim Bashar al-Assad. Hal ini menjadi langkah penting di tengah ketidakpastian politik dan konflik berkepanjangan di wilayah tersebut.
“Kami ingin pemerintahan yang kredibel, sah, berkelanjutan, dan memenuhi aspirasi rakyat Suriah,” ujar John Kirby, Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS, pada Selasa (10/12/2024).
Namun, situasi di lapangan tetap kompleks. Kelompok pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang berhasil menggulingkan Assad, dianggap sebagai organisasi teroris asing oleh Amerika Serikat. Pemimpin HTS, Abu Mohammed al-Golani, menghadapi ancaman penangkapan dengan imbalan $10 juta.
Pidato Golani dan Kontroversi Masjid Umayyah
Setelah keberhasilan kelompoknya, Golani menyampaikan pidato di Masjid Umayyah di Damaskus, menggambarkan kemenangannya sebagai momentum penting bagi umat Islam. Namun, pernyataan yang beredar di saluran pemberontak tentang target-target religius seperti Al Aqsa dan Ka’bah memicu kekhawatiran akan niat kelompok ini di masa depan.
Michael Rubin dari American Enterprise Institute menilai langkah Golani di masjid bersejarah itu sebagai sinyal potensi ekstremisme baru di kawasan.
Langkah Cepat Biden di Suriah
Di tengah transisi kepemimpinan AS, Biden bergerak cepat dengan meluncurkan serangan udara terhadap ISIS di Suriah dan mengirim diplomat utama ke Turki dan Yordania untuk membangun koalisi kawasan. Namun, pendekatan ini menghadapi tantangan, mengingat Donald Trump akan kembali menjabat sebagai presiden pada Januari dengan pandangan isolationisnya.
“Biarkan saja. Jangan terlibat!” tulis Trump di media sosial, menandakan pergeseran kebijakan luar negeri yang mungkin terjadi.
Dinamika Geopolitik Suriah
Konflik Suriah tetap menjadi pusat tarik-menarik kepentingan global dan regional:
- Rusia: Mendukung Assad dan mempertahankan pangkalan militernya di Suriah.
- Iran: Kehilangan pengaruh signifikan akibat serangan Israel yang melemahkan kekuatan militernya.
- Kurdi Suriah: Terus menghadapi serangan dari pemberontak pro-Turki, meski didukung oleh AS.
Mantan duta besar AS untuk Suriah, Ryan Crocker, menilai kerja sama erat dengan mitra kawasan adalah kunci untuk menciptakan masa depan Suriah yang inklusif dan stabil.
Dengan lanskap yang terus berubah, masa depan Suriah akan sangat bergantung pada konsistensi kebijakan dan kemitraan strategis di kawasan tersebut.