NusaBanuaTV – Memasuki peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-117 pada 20 Mei 2025, kalangan akademisi menekankan pentingnya keterlibatan generasi muda sebagai pendorong utama perubahan bangsa. Dalam konteks kepemimpinan nasional yang baru, Harkitnas dinilai sebagai titik krusial untuk merumuskan arah pembangunan yang lebih inklusif dan berkarakter.

Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Kalsel Prof Dr Ahmad Yunani SE MSi menilai bahwa, tahun pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto merupakan kesempatan strategis untuk melakukan konsolidasi nasional, termasuk melalui kepemimpinan daerah yang proaktif seperti Gubernur Kalsel H. Muhidin dan para kepala daerah di wilayah tersebut.

“Peringatan Harkitnas tidak cukup dirayakan sebagai tradisi seremonial. Ini harus menjadi momentum kolektif untuk mereformulasi nilai-nilai kebangsaan, terutama di tengah kondisi sosial yang kompleks dan tekanan global yang terus berkembang,” ujarnya yang juga selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat (FEB ULM).

Prof Yunani menggarisbawahi bahwa generasi muda saat ini menghadapi tantangan besar, mulai dari krisis identitas, tekanan ekonomi, hingga arus budaya individualistik dan konsumtif. Ia mengkhawatirkan munculnya gejala penurunan semangat nasionalisme di kalangan pemuda akibat minimnya pembinaan karakter dan keteladanan.

“Kita melihat adanya pergeseran orientasi di kalangan pemuda. Jika dulu pemuda menjadi penggerak kebangkitan nasional, kini banyak yang terjebak dalam budaya instan, bahkan rentan terhadap pengaruh negatif seperti narkoba dan kekerasan,” ungkapnya.

Menurutnya, Indonesia tidak akan mampu mencapai cita-cita besar menuju “Indonesia Emas 2045” tanpa revitalisasi semangat kebangsaan yang dimotori oleh generasi muda. Untuk itu, ia mendorong agar pemuda lebih aktif membangun kapasitas diri, terlibat dalam kegiatan organisasi, dan berperan dalam proses-proses sosial maupun politik.

“Pemuda hari ini harus menjadi pelaku perubahan, bukan sekadar penonton. Dengan dukungan kepemimpinan yang kolaboratif antara pusat dan daerah, kita bisa melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berintegritas dan peduli terhadap masa depan bangsa,” pungkas Prof Yunani.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *