
PesonaKalimantan– Amerika Serikat mendukung penuh tujuan perang Israel di Gaza. Hal ini ditegaskan Menteri Luar Negeri Marco Rubio di Yerusalem, Minggu (16/2). Ia bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di awal lawatannya ke kawasan itu.
“Hamas tidak bisa terus menjadi kekuatan militer atau pemerintah. Selama Hamas masih berkuasa, perdamaian mustahil. Mereka harus dilenyapkan,” kata Rubio.
Tahap Pertama Gencatan Senjata Hampir Berakhir
Pertemuan itu berlangsung di tengah tahap pertama gencatan senjata Israel-Hamas. Kesepakatan ini akan berakhir dalam dua minggu. Sementara itu, tahap kedua masih dirundingkan.
Rubio kemungkinan akan menghadapi tentangan dari negara-negara Arab. Presiden AS Donald Trump berencana memindahkan warga Palestina dari Gaza ke negara-negara tetangga secara permanen. Setelah itu, Israel diminta menyerahkan wilayah di pesisir Laut Mediterania kepada AS untuk dibangun kembali.
Ditentang Sekutu dan Musuh
Rencana Trump menuai kecaman dari sekutu dan musuh AS. Namun, Netanyahu menyambut baik gagasan itu. Ia menyebut dirinya dan Trump memiliki “strategi bersama” untuk Gaza.
Netanyahu juga menekan Hamas agar segera membebaskan sandera. “Gerbang neraka akan terbuka jika Hamas tidak melepaskan mereka,” katanya. Hamas sebelumnya membebaskan tiga sandera dengan imbalan 400 tahanan Palestina. Namun, puluhan sandera masih ditahan.
Korban Terus Berjatuhan
Kementerian Kesehatan Gaza mencatat 48.000 warga Palestina tewas akibat serangan Israel dalam 15 bulan terakhir. Lebih dari 100 ribu lainnya luka-luka. WHO melaporkan dua per tiga korban luka mengalami cacat permanen.
Israel mengklaim telah membunuh lebih dari 17.000 militan Hamas. Namun, klaim ini tidak disertai bukti.
Perundingan Tahap Kedua Gencatan Senjata
Rubio dan Netanyahu bertemu saat tahap pertama gencatan senjata hampir berakhir. Tahap kedua masih dirundingkan. Hamas didesak membebaskan sandera dengan imbalan lebih banyak tahanan Palestina. Gencatan senjata permanen dan penarikan pasukan Israel juga dibahas.
Sikap AS yang mendukung Netanyahu bisa mempersulit negosiasi dengan Hamas. Meski mengalami kerugian besar, Hamas masih menguasai Gaza. Sebagian pejabat Israel ingin melanjutkan perang setelah gencatan senjata berakhir. Namun, ini berisiko bagi para sandera.
Netanyahu menawarkan Hamas untuk menyerah dan pergi ke pengasingan. Hamas menolak opsi ini.
Israel Serang Gaza Selatan, Hamas Tuding Netanyahu Sabotase Gencatan Senjata
Militer Israel melancarkan serangan udara di Gaza selatan, Minggu (16/2). Serangan ini menewaskan tiga polisi Hamas yang mengamankan truk bantuan di Rafah, dekat perbatasan Mesir.
Hamas menyebut serangan itu sebagai “pelanggaran serius”. Mereka menuduh Netanyahu mencoba menggagalkan gencatan senjata.
Selama kunjungannya, Rubio tidak dijadwalkan bertemu pejabat Palestina. Sementara itu, Mesir memperingatkan bahwa eksodus besar-besaran warga Palestina ke negaranya dapat merusak perjanjian damai dengan Israel.
Lawatan ke UEA dan Arab Saudi
Rubio juga dijadwalkan mengunjungi Uni Emirat Arab dan Arab Saudi. UEA adalah pendukung utama Perjanjian Abraham 2020, yang menormalisasi hubungan Israel dengan beberapa negara Arab.
Trump ingin Arab Saudi bergabung dalam perjanjian itu. Sebagai imbalan, ia menawarkan hubungan pertahanan yang lebih erat. Namun, Arab Saudi menolak tanpa adanya jalur menuju negara Palestina.