PesonaKalimantan.com – Perhelatan perayaan Hari Tari Dunia digelar di Kalimantan Selatan telah menjadi kegiatan rutin bagi insan tari. Ajang pementasan dari berbagai sanggar seni dan komunitas merupakan bentuk dukungan kepada dinamika tari di Banua, bahkan di dunia.

Kegiatan ini dirayakan dunia setiap tanggal 29 April sejak kurang lebih 30 tahun yang lalu. Didalamnya mengandung unsur kebersamaan, semangat berkarya berbasis kreatifitas, dan saling menghargai. Memasuki tahun ke-10, kegiatan ini membawa visi dan misi untuk menjadikan tari tak sekedar hiburan namun bagian dari kebutuhan masyarakatnya. Tari mampu memberikan dampak positif baik dalam aspek sosial, budaya, edukasi, rekreasi dan ekonomi.

“Momentari : Menari Untuk Dunia, Menyatu Selamanya “merupakan tema dengan maksud untuk membersamai tari sebagai tanda kebersamaan diantara perbedaan yang ada di dunia. Perayaan ini ingin menggambarkan tari sebagai bentuk persatuan diantara berbagai keanekaragaman seni tari yang memiliki banyak makna dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya.

Latar belakang berbagai tarian yang berkembang di Kalimantan Selatan memiliki daya takjub, mulai dari tari tradisi, tari kreasi, modern, hingga kontemporer. Momentari itu siap digelar pada tanggal 26 Mei 2024 berlokasi di Lapangan Dr. Murjani. Diisi lebih dari 200 penari dalam berbsgai karya tari mulai pukul 16.00 hingga 24.00 WITA. Mengundang seluruh masyarakat Banjarbaru dan sekitarnya untuk hadir dan menjadi saksi momen perayaan Hari Tari Dunia di Kalimantan yang ke-10.

Inisiasi kegiatan ini berawal sejak tahun 2015 oleh Gita Kinanthi, komunitas Excelsior Dance Project Banua (EDP Banua), yang didukung Akademi Bangku Panjang Mingguraya, Lupi Anderiani, Novyandi Saputra, Noza Kurniawan,dan Ridha Annajmi. Tak berhenti dalam lingkaran kecil itu saja, kegiatan ini terus mendapat simpati dan dukungan dari berbagai pihak mulai dari pihak pemerintah, seniman lintas disiplin, hingga para partisipan/pengisi acara/peserta yang terus beragam dan bertambah baik dari kuantitas dan kualitasnya. Kerja kolektif, kolaboratif ini diharapkan bergulir rutin dan mampu mengajak masyarakat lebih dekat dengan nilai yang terkandung dalam seni tari pada khususnya dan seni pada umumnya.

Kegiatan ini bertahan dengan misi utama memberi ruang ekspresi dan mengkritisi apresiasi masyarakat terhadap seni tari dulu,saat ini dan nanti. Banyak seniman tari dan kelompok tari yang berhak eksis dengan kebebasan berekspresi masing-masing, namun terkadang stuck karena minimnya program seni. Tahun ke tahun memiliki kesan yang berbeda dan semoga mampu ikut serta melestarikan, dan mengembangkan tari di Kalimantan Selatan.

Hari Tari Dunia Kalimantan Selatan di tahun ke 10 berharap mendapatkan sambutan yang baik untuk kepentingan seni tari yang ada di Banua. Dukungan dari semua pihak akan terintegrasi dengan baik dalam mencapai tujuan lestarinya seni budaya sekaligus perkembangannya di Kalimantan Selatan.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *