PesonaKalimantan.com – Menjamurnya kedai kopi, menjadi salah satu peluang bisnis terutama bagi para pecinta kopi. Satu di antaranya ialah cara budidaya kopi arabika. Selain mengetahui cara budidaya kopi arabika, Anda juga perlu mengetahui analisis budidaya kopi arabika.

Analisis hingga Peluang Usaha Budidaya Kopi Arabika

1. Pelaku Bisnis

Sebelum memilih budidaya kopi sebagai peluang usaha, Anda harus mengetahui pelaku bisnis seperti apa yang cocok dan sesuai dengan budidaya kopi ini? Tentunya, pelaku bisnis budidaya kopi ini bisa datang dari mana saja dan oleh siapa saja.

Asalkan ia memiliki minat, bakat, dan kemauan yang keras untuk mencapai kesuksesan dalam berbisnis. Jangan sampai hanya karena budidaya kopi dan kedai kopi menjamur di pasaran, Anda lantas tergiur untuk ikut-ikutan terjun ke dalam bisnis ini tanpa memiliki minat, bakat dan kemauan.

Tentunya hal seperti ini akan membuat bisnis Anda tak bertahan lama. Selain keinginan dan minat, Anda juga harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai budidaya kopi. Mulai dari pemilihan bibit, proses penanaman, hingga panen harus Anda pelajari.

2. Konsumen

Setelah Anda mengetahui apa-apa saja yang perlu dilakukan dan diketahui sebagai seorang pelaku bisnis, langkah selanjutnya ialah menentukan target konsumen. Dengan mengetahui target konsumen, Anda tak akan kesulitan menjual produk kopi tersebut.

Misalnya, Anda bisa menargetkan konsumen Anda adalah para pengusaha bisnis kedai kopi di kota-kota besar hingga mancanegara. Terlebih, kopi sudah menjadi minuman wajib bagi sebagian orang sehingga kebutuhan masyarakat akan kopi tentunya tak akan sepi peminat, sehingga kopi bisa menjadi peluang bisnis yang baik untuk Anda.

3. Analisis

Langkah selanjutnya ialah melakukan analisis budidaya kopi arabika. Pertama-tama buat asumsi cara budidaya kopi arabika, misalnya Anda mengasumsikan lahan perkebunan kopi yang Anda miliki seluas 1 hektar.Dengan reinvestasi per lima tahun sekali.

Kemudian, Anda lantas menentukan masa produksi kopi arabika, contohnya 17 tahun dengan perhitungan mulai menghasilkan keuntungan di tahun ke-4.Selanjutnya, menentukan jumlah bibit tanaman kopi yang akan ditanam.

Misalnya 1.500 bibit  tanaman dengan jarak 2,5 x 2,5 meter per tanaman. Untuk jaga-jaga, ditambahkan 25 persen biaya pengadaan untuk bibit sulam. Lalu, harga kopi diasumsikan Rp30.000,-.

4. Rincian Biaya Investasi Budidaya Kopi

Pada rincian biaya investasi budidaya kopi ini, dibagi menjadi dua yakni biaya investasi budidaya kopi arabika dan variable budidaya kopi arabika.

Pada biaya investasi budidaya kopi arabika ini meliputi pembelian peralatan jangka panjang seperti cangkul, garpu, pompa air, selang, sabit, ember, handsprayer, wheelbarrow, ajir, dan biaya investasi peralatan lainnya dipatok Rp15.000.000,-.

Kemudian pada biaya variabel budidaya kopi arabika, meliputi investasi jangka pendek seperti pupuk, pestisida, lubang tanam, pohon pelindung, bibit kopi, hingga panen dan pasca panen Rp 220.000.000. Dengan demikian total biaya operasional ialah Rp235.000.000,-.

5. Keuntungan

Setelah 17 tahun budidaya kopi arabika maka perhitungan keuntungan Anda mencapai Rp516.250.000,- yang kemudian dikurangi dengan total biaya Rp235.000.000, sehingga diperoleh keuntungan Rp235.000.000,-.

Dengan begini, rasio kelayakan usaha budidaya kopi arabika ialah Rp516.250.000,- (pendapatan) dibagi dengan total biaya operasional Rp235.000.000,- = 2,20. Apabila rasio kelayakan usaha lebih dari 1,0 maka usaha tersebut layak dilakukan.

Meski begitu, untuk mencapai keuntungan tersebut diperlukan cara budidaya kopi arabika yang baik dan benar, serta analisis budidaya kopi arabika  yang tepat untuk menekan atau mengurangi kerugian.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *