PesonaKalimantan – Suara sirene menggema di seluruh Tel Aviv saat lebih dari 181 rudal Iran memasuki ruang udara kota, meskipun sistem pertahanan rudal Iron Dome berhasil mencegat sebagian besar serangan tersebut. Militer Israel segera menginstruksikan warganya untuk berlindung di lokasi-lokasi aman yang telah ditentukan. Serangan ini terjadi hanya beberapa jam setelah seorang pejabat pemerintah AS mengingatkan bahwa Iran sedang bersiap meluncurkan serangan rudal balistik ke Israel dalam waktu dekat.
Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel, Daniel Hagari, mengungkapkan, “Beberapa saat lalu, mitra kami di Amerika memberi tahu bahwa mereka mendeteksi sebuah kelompok di Iran yang akan segera melancarkan serangan rudal. Kami telah menghadapi ancaman serupa sebelumnya dan sekarang kami akan menghadapinya lagi.”
Otoritas bandara Israel juga mengumumkan penutupan wilayah udaranya, dengan semua penerbangan dialihkan ke bandara lain di luar negeri.
Iran mengklaim serangan rudal ini sebagai balasan atas pembunuhan pemimpin Hizbullah dan Hamas. Ini bukan kali pertama Iran menyerang Israel; serangan langsung sebelumnya terjadi pada bulan April, meskipun banyak rudal tidak mencapai target dan sebagian besar ditembak jatuh oleh koalisi yang dipimpin AS.
Seruan Gencatan Senjata dari PBB
Dalam beberapa menit setelah serangan tersebut, juru bicara Sekjen PBB, Stephane Dujarric, menyatakan keprihatinan mendalam terhadap eskalasi konflik di Lebanon dan mendesak semua pihak untuk melaksanakan gencatan senjata. “Perang yang tak terkendali di Lebanon harus dicegah dengan segala cara, dan integritas wilayah Lebanon harus dihormati,” tegasnya.
Israel juga memperingatkan warga Lebanon untuk mengungsi dari daerah perbatasan agar tidak terjebak dalam operasi darat terbatas yang dilancarkan terhadap Hizbullah. Serangan udara dan tembakan artileri Israel menghantam desa-desa di Lebanon selatan, sementara Hizbullah merespons dengan meluncurkan roket ke wilayah Israel. Situasi ini semakin memanas dengan kekhawatiran akan terjadinya perang regional yang lebih luas.
Militer Israel telah meluncurkan “penggerebekan terbatas” di Lebanon untuk menghadapi posisi-posisi Hizbullah, sementara pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) tetap siaga dan menyesuaikan kegiatan mereka sesuai dengan mandat yang ada.
Pembatasan Ketat Menjelang Tahun Baru Yahudi
Sebagai langkah antisipasi terhadap serangan lebih lanjut, militer Israel memberlakukan serangkaian pembatasan, termasuk larangan berkumpul di tempat umum bagi lebih dari 30 orang. Seluruh sekolah di bagian utara Israel ditutup, dan kegiatan keagamaan pada Tahun Baru Yahudi, Rosh Hashanah, juga terpengaruh. Kebijakan ini akan berlaku hingga 5 Oktober dan mungkin diperpanjang menyusul peringatan untuk mengenang korban serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Pejabat Amerika memperingatkan bahwa ada “konsekuensi berat” jika Iran meluncurkan serangan lebih lanjut terhadap Israel, dan kapal serta pesawat militer AS telah dikerahkan di wilayah tersebut untuk mendukung Israel.
Kekhawatiran Global terhadap Perang yang Lebih Luas
Hizbullah, yang merupakan sekutu dekat Iran, mulai meluncurkan roket ke Israel sebagai respons terhadap serangan balasan yang dilancarkan Israel terhadap Hamas. Dalam beberapa minggu terakhir, Israel melakukan serangan udara ke berbagai wilayah di Lebanon sebagai balasan atas serangan roket dari Hizbullah.
Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa lebih dari 1.000 orang telah tewas dalam serangan Israel selama dua minggu terakhir, dengan banyak di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Ratusan ribu orang terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Hizbullah, yang memiliki puluhan ribu pejuang dan persenjataan canggih, telah mempersiapkan diri untuk pertempuran ini selama bertahun-tahun. Pemimpin sementara Hizbullah, Naim Kassem, menegaskan bahwa mereka telah mengganti para komandan yang terbunuh dalam serangan terbaru.
Seiring meningkatnya ketegangan, beberapa negara Eropa mulai menarik diplomat dan warga negara mereka dari Lebanon, menandakan kekhawatiran yang lebih besar terhadap kemungkinan konflik berskala luas di Timur Tengah.