PesonaKalimantan – Amerika Serikat melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) telah merevisi definisi makanan sehat, sebuah langkah penting dalam upaya mencegah penyakit kronis yang bisa dicegah dengan pola hidup sehat. Dalam revisi ini, sejumlah produk makanan yang sebelumnya dianggap sehat kini tidak lagi masuk dalam kategori tersebut.
Perubahan Kriteria
Redefinisi ini dilakukan sebagai respons terhadap tingginya angka penyakit yang terkait pola makan, seperti penyakit jantung, kanker, dan diabetes, yang menjadi penyebab utama kecacatan di AS. Menurut Jim Jones, pejabat senior FDA, perubahan ini diharapkan memberikan konsumen informasi nutrisi yang lebih akurat dan relevan.
Berdasarkan aturan baru, makanan yang diberi label “sehat” harus memenuhi syarat sebagai salah satu dari kelompok makanan yang direkomendasikan FDA, yaitu:
- Sayur-sayuran
- Protein
- Produk susu
- Biji-bijian
Selain itu, kandungan lemak jenuh, natrium, dan gula tambahan dalam produk harus berada di bawah batas tertentu.
Penekanan pada Lemak Sehat
Claudine Kavanaugh dari FDA menekankan bahwa tidak semua lemak dianggap buruk. “Jika pada 1990-an fokusnya adalah mengurangi semua jenis lemak, sekarang lebih menekankan pengurangan lemak jenuh sambil mengakui manfaat dari lemak sehat,” ujarnya.
Beberapa makanan seperti alpukat, kacang-kacangan, ikan berlemak tinggi, telur, dan minyak zaitun tetap memenuhi syarat sebagai makanan sehat. Sebaliknya, produk tinggi gula seperti snack bar manis, sereal sarapan, yogurt, dan minuman buah tidak lagi dikategorikan sehat.
Label Baru untuk Edukasi Konsumen
FDA juga sedang mengembangkan simbol baru pada kemasan makanan untuk membantu konsumen mengenali produk yang sehat dengan lebih mudah. Kavanaugh berharap simbol ini dapat menjadi panduan cepat, terutama bagi masyarakat yang kurang memahami informasi nutrisi.
Meski belum ada waktu pasti penerapan aturan ini, langkah FDA ini menjadi upaya signifikan dalam mempromosikan gaya hidup sehat melalui edukasi tentang pola makan yang lebih baik.