
PesonaKalimantan – Legenda bulutangkis Indonesia, Ricky Soebagdja, menilai bahwa sistem skor 21 poin masih menjadi format terbaik untuk saat ini. Pernyataan ini disampaikan Ricky menanggapi wacana perubahan format skor yang tengah dikaji oleh Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF).
BWF sebelumnya mengumumkan rencana uji coba sistem skor baru, yakni 3×15, yang akan mulai diterapkan pada April 2025. Keputusan ini muncul setelah Dewan BWF mengesahkan format tersebut pada 9 November 2024 sebagai alternatif dari sistem 21 poin yang telah digunakan selama bertahun-tahun.
Berdasarkan analisis data dari berbagai turnamen utama dan ajang BWF World Tour, sistem 3×15 dinilai mampu menciptakan pertandingan yang lebih singkat dan menarik. Dibandingkan dengan format 5×11 dan sistem yang saat ini berlaku, 3×15 disebut memberikan keseimbangan terbaik dalam durasi pertandingan serta jumlah reli.
Namun, Ricky Soebagdja, yang kini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PBSI, menilai perubahan ini bisa berdampak signifikan terhadap permainan. Menurutnya, sistem 21 poin masih cukup menarik dan memberikan tantangan yang ideal bagi para atlet.
“Saya sudah mengalami berbagai perubahan sistem skor, termasuk yang sempat menggunakan format tujuh poin. Menurut saya, format itu kurang menarik. Sekarang dengan reli poin sampai 21, saya rasa ini masih lebih baik dibandingkan format 3×15 yang akan diuji coba BWF. Saya kira itu terlalu singkat,” ujar Ricky saat ditemui di Cipayung, Selasa (11/2/2025).
Lebih lanjut, Ricky menyoroti dampak perubahan ini terhadap para pemain, terutama di nomor ganda. Ia menilai sistem baru berpotensi mengubah ritme permainan secara signifikan.
“Saya tidak tahu break-nya akan di titik mana, terutama untuk nomor ganda. Ini bakal terasa sangat cepat. Mudah-mudahan sistem ini tidak berubah, karena adaptasi terhadap format baru tentu tidak mudah, terutama dalam pertandingan-pertandingan besar,” tambahnya.
Ricky juga menyebut bahwa keputusan final mengenai perubahan sistem skor ini masih terbuka untuk diskusi lebih lanjut. Beberapa negara yang memiliki tradisi bulutangkis kuat kemungkinan akan mengajukan pertimbangan kepada BWF sebelum format baru benar-benar diterapkan.
“Biasanya akan ada sosialisasi terlebih dahulu di negara-negara kuat bulutangkis. Mereka pasti akan dimintai pendapat dan persetujuan. Saya sendiri tidak tahu berapa banyak negara yang setuju atau menolak sistem ini,” ujar peraih medali emas Olimpiade Atlanta 1996 tersebut.
Ia menegaskan bahwa secara pribadi ia masih mendukung sistem 21 poin. Namun, ia belum bisa memastikan sikap resmi PBSI terkait wacana ini.
“Secara resmi PBSI belum mengeluarkan sikap, tetapi kami sudah mengetahui rencana BWF ini untuk 2026. Kami juga belum tahu di level mana uji coba akan dilakukan. Sebelumnya, dalam Badminton Asia Junior Championship, sempat ada uji coba sistem dengan skor yang berbeda. Tapi itu masih dalam tahap percobaan,” tutup Ricky.
Dengan adanya wacana ini, perdebatan mengenai sistem skor terbaik dalam bulutangkis pun kembali mencuat. Para pemain dan penggemar kini menantikan keputusan akhir yang akan diambil oleh BWF dalam waktu dekat.