PesonaKalimantan– Wakil Menteri Kehutanan (Wamenhut) Sulaiman Umar Shiddiq mengapresiasi capaian perhutanan sosial yang kini telah menjangkau 8,3 juta hektare dengan 11.065 surat keputusan (SK) serta memberi manfaat kepada 1,42 juta kepala keluarga di seluruh Indonesia.
Menurutnya, keberhasilan ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menempatkan perhutanan sosial sebagai kebijakan strategis. Program ini tidak hanya membuka akses legal kelola hutan, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengurangi pengangguran, dan menekan angka kemiskinan.
“Ini membuktikan masyarakat sekitar hutan bukan lagi sekadar objek, melainkan subjek utama dalam pengelolaan. Mereka bukan hanya penjaga hutan, tapi juga pelaku ekonomi hijau yang mampu mengelola potensi hutan secara lestari,” ujar Sulaiman dalam Festival Perhutanan Sosial Nasional (Pesona) 2025 di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Kamis (21/8/2025).
Festival Pesona 2025 yang berlangsung pada 20–22 Agustus 2025 merupakan agenda tahunan Kementerian Kehutanan sekaligus rangkaian peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI. Tahun ini mengusung tema “Merawat Hutan, Mewariskan Harapan.”
Usai membuka acara, Wamenhut menyempatkan diri mengunjungi stand Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan (Dishut Kalsel). Kehangatan sapaan dan antusiasme tim Dishut Kalsel langsung menyambut kedatangannya.
Stand ini menjadi sorotan karena menampilkan berbagai produk unggulan kehutanan Banua, mulai dari kopi khas hingga inovasi hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang dikemas dengan menarik.
Tidak hanya berkeliling, Wamenhut juga berdiskusi dengan tim Dishut Kalsel mengenai strategi memperkuat perhutanan sosial dan bagaimana hasil hutan dapat memberi nilai tambah nyata bagi masyarakat lokal.
Kepala Dishut Kalsel melalui Kabid PPH, Beni Raharjo, menegaskan bahwa keikutsertaan pihaknya di Pesona 2025 merupakan wujud komitmen Banua dalam memperkuat ekonomi hijau berbasis perhutanan sosial.
“Melalui ajang ini, kami ingin semakin banyak produk lokal kehutanan dikenal luas. Semoga bisa memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat, sekaligus menjadi motivasi untuk terus menjaga kelestarian hutan,” ujarnya.
Festival ini pun menghadirkan sinergi nyata antara pemerintah pusat dan daerah. Lebih dari sekadar pameran, stand Dishut Kalsel mencerminkan bagaimana produk lokal bisa menjadi identitas, cerita, dan kekuatan Banua dalam menjaga hutan sekaligus membangun ekonomi masyarakat.