PesonaKalimantan – Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menyuarakan gagasan kontroversialnya untuk memindahkan warga Palestina dari Jalur Gaza ke wilayah yang dianggap lebih aman, seperti Mesir atau Yordania. Usulan ini sebelumnya telah menuai kritik tajam dari berbagai pihak.
Dalam pernyataannya pada Senin (27/1), Trump menekankan bahwa warga Gaza sebaiknya dipindahkan ke lokasi yang lebih stabil untuk menghindari konflik berkepanjangan.
“Jika Anda melihat Jalur Gaza, sudah bertahun-tahun menjadi tempat penuh kekerasan… Saya ingin mereka tinggal di area di mana mereka bisa hidup tanpa banyak gangguan, revolusi, dan kekerasan,” ujar Trump kepada wartawan.
Ia juga mengklaim telah berdiskusi dengan Raja Yordania Abdullah II dan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, meski kedua pemimpin itu selama ini dikenal menentang pemindahan warga Palestina dari Gaza.
“Saya yakin dia (al-Sisi) akan membantu kita, dan saya pikir Raja Yordania juga akan melakukannya,” tambah Trump.
Merespons pernyataan Trump, pemerintah Mesir dan Yordania secara tegas menolak gagasan tersebut.
Mesir menegaskan dukungannya bagi warga Gaza untuk tetap tinggal di tanah mereka sendiri.
Yordania, melalui Menteri Luar Negeri Ayman Safadi, mengecam rencana relokasi sebagai pemindahan paksa yang tidak dapat diterima.
Sementara itu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas juga menolak gagasan tersebut dengan tegas, menegaskan bahwa rakyat Palestina “tidak akan meninggalkan tanah dan tempat-tempat suci mereka.”
Saat ini, lebih dari 2,4 juta penduduk Gaza telah mengungsi akibat perang yang berlangsung sejak Oktober 2023. Gencatan senjata selama enam pekan saat ini tengah diberlakukan, mencakup pertukaran sandera Hamas dan tahanan Palestina.