PesonaKalimantan – Selama bertahun-tahun, telur sering dianggap berbahaya karena kandungan kolesterol tinggi dalam kuningnya yang diyakini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Namun, seorang pria berusia 28 tahun, Nick Norwitz, memutuskan untuk membuktikan sebaliknya dengan mengonsumsi 720 telur dalam sebulan untuk melihat dampaknya terhadap kadar kolesterolnya.

Nick, seorang mahasiswa doktoral di Universitas Harvard dan pemegang gelar PhD dalam metabolisme otak manusia dari Universitas Oxford, melakukan eksperimen unik ini dengan mengonsumsi 24 telur per hari. Hasilnya justru mengejutkan: kadar low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol “jahat” di tubuhnya turun hingga 18 persen, bertentangan dengan keyakinan banyak ahli kesehatan.

Penjelasan di Balik Hasil Eksperimen

Telur mengandung sekitar 186 mg kolesterol, yang sering dikaitkan dengan peningkatan kadar LDL dalam tubuh. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kolesterol dari makanan seperti telur tidak selalu meningkatkan kadar kolesterol darah.

Penjelasan ilmiahnya, menurut beberapa hipotesis, adalah bahwa kolesterol makanan dapat memicu pelepasan hormon yang disebut kolesin, yang pada gilirannya memberi sinyal pada hati untuk memproduksi lebih sedikit LDL. Ini membantu menjaga kadar LDL dalam tubuh tetap terkendali meskipun konsumsi kolesterol makanan meningkat.

Diet dan Kebugaran dalam Eksperimen

Selain mengonsumsi telur, Norwitz juga menjalani diet ketogenik, yaitu diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak, yang dirancang untuk memaksa tubuh menggunakan lemak sebagai sumber energi utama. Ia juga mempertahankan rutinitas kebugaran dengan melakukan latihan kalistenik, seperti push-up, pull-up, dan plank, selama satu jam setiap minggu.

Setelah dua minggu pertama percobaan, Norwitz menambahkan sekitar 60 gram karbohidrat per hari ke dalam dietnya, yang sebagian besar berasal dari buah-buahan seperti pisang dan blueberry. Hal ini membantunya menurunkan kadar kolesterol LDL lebih lanjut, karena tubuh mulai memperoleh energi dari karbohidrat, bukan lemak.

Kesimpulan

Eksperimen Nick Norwitz ini menantang pandangan lama tentang telur dan kolesterol. Meskipun asupan kolesterolnya meningkat secara signifikan, kadar kolesterol LDL justru menurun. Hasil ini menunjukkan bahwa efek kolesterol makanan terhadap kolesterol darah mungkin lebih kompleks dari yang selama ini diyakini.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *