PesonaKalimantan – Gunung Lewotobi Laki-Laki, salah satu gunung api aktif di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali menunjukkan aktivitas vulkanik tinggi. Letusan terbaru terjadi pada Selasa, 12 November 2024, pukul 19.18 WITA, dan berlanjut hingga Rabu pagi. Letusan ini menghasilkan suara gemuruh yang terdengar hingga Kota Maumere, disertai dengan aliran lava pijar yang meluncur sejauh 3,8 kilometer ke arah timur laut dan 3,9 kilometer ke arah barat.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, mengungkapkan bahwa aliran lava mengarah ke beberapa desa, termasuk Padang Pasir, Klatanlo, dan Boru. “Aktivitas ini memberikan dampak langsung bagi masyarakat, sektor penerbangan, dan kegiatan ekonomi lokal,” ujar Wafid.

Selain menjadi ancaman bagi warga sekitar, aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi juga memberikan pelajaran berharga mengenai dinamika gunung api di Indonesia. Berikut tiga fakta menarik tentang Gunung Lewotobi Laki-Laki:

1. Gunung Kembar dengan Ketinggian Berbeda

Gunung Lewotobi terdiri dari dua puncak utama, yaitu Lewotobi Laki-Laki (1.584 mdpl) dan Lewotobi Perempuan (1.703 mdpl). Perbedaan ketinggian ini menjadikan Gunung Lewotobi unik sebagai gunung api kembar di Indonesia.

Kedua puncak ini sering menjadi perhatian para vulkanolog dan pendaki yang tertarik dengan keindahan alam Flores serta fenomena geologisnya. Keberadaan dua puncak ini juga menciptakan lanskap yang menarik bagi wisatawan.

2. Lebih Sering Meletus Dibandingkan “Saudara”-nya

Gunung Lewotobi Laki-Laki memiliki riwayat letusan yang lebih sering dibandingkan Lewotobi Perempuan. Aktivitas vulkaniknya dipantau secara intensif dari pos pengamatan di Desa Pululera, Flores Timur.

Salah satu letusan besar tercatat pada 4 November 2024, menyebabkan 10 korban jiwa. Saat itu, status gunung dinaikkan ke Level IV (AWAS), menandai ancaman tinggi bagi masyarakat sekitar.

3. Karakter Letusan yang Beragam

Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki memiliki karakter eksplosif dan magmatis, menghasilkan lontaran material pijar, abu vulkanik, serta aliran lava. Berdasarkan penelitian dalam Jurnal Geografi, erupsi eksplosif sering disertai jatuhan piroklastik, sedangkan erupsi magmatis menghasilkan kubah lava, aliran lava, dan awan panas gugur.

Karakteristik ini membuat Lewotobi Laki-Laki menjadi salah satu gunung api penting untuk dipelajari dalam upaya mitigasi bencana vulkanik.

Kesimpulan
Gunung Lewotobi Laki-Laki terus menunjukkan potensi vulkanik yang memerlukan kewaspadaan tinggi. Aktivitas vulkanik yang intens tidak hanya berdampak pada masyarakat setempat, tetapi juga menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Dengan pengamatan yang terus dilakukan, diharapkan risiko bencana dapat diminimalkan.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *